30 April 2008

MENCARI TEMPAT BERTEDUH




Tentukan tujuan yang bagaimana dalam hidup yang harus diutamakan, dengan demikian Anda bisa fokus menyelesaikan misi dalam skala prioritas yang tepat. Demikian bunyi salah satu kata bijak dari seorang pujangga kehidupan. Hidup tampaknya bukanlah semakin mudah karena disamping tawaran yang indah dan menggiurkan, persoalan juga datang silih berganti. Entahlah mengapa semakin hari persoalan semakin banyak yang menghampiri, apakah mungkin memang karena hidup ini panas ataukah karena kita tidak mampu menemukan tempat berteduh yang baik. Satu hal yang saya yakini benar adalah kalau kita mau belajar dari sebuah kenyataan bahwa hidup terkadang panas, tentu saja kita akan segera tahu dimana sebaiknya menemukan tempat untuk berteduh. Bahkan bagi mereka yang pandai dan berpikiran jernih, mereka tidak hanya mampu menemukan tempat berteduh melainkan ruangan yang beratap dan berdinding yang didalamnya disegarkan oleh AC sehingga mereka benar-benar menemukan tempat yang adem untuk meletakkan kepalanya.
Namun tentu saja tidaklah segampang kita meletakkan setangkai bunga diatas meja kekasih untuk menemukan tempat sejuk nan penuh kesegaran itu. Persoalan yang menghampiri dengan segenap dinamikanya membuat kita bingung untuk memilah dan memilih mana yang sebaiknya persoalan hidup yang harus segera diselesaikan. Kita berhadapan dengan sesuatu yang bernama problem, yang mampu membuat kejernihan pikiran kita ngambang dan ambigu. Karenanya, bukan menemukan sebuah tempat yang paling sejuk untuk berteduh, sekedar tempat berlindung untuk meletakkan kaki dan menyangga kepala saja tidak ada. Kita tidak lagi melihat dunia ini indah melainkan kabut tebal yang selalu menyelimuti perjalanan langkah kita.
Untuk menemukan satu tempat yang paling teduh, sejuk penuh dengan kesegaran dan cinta, kita mesti berjuang mendapatkannya. Memang banyak sekali pohon rimbun yang bisa meneduhkan kita dari sengatan matahari bernama masalah, namun tempat-tempat tersebut belum tentu memberi kesegaran batin bagi anda. Anda harus memilih kemana anda harus meletakkan kepala kebijaksanaan agar keteduhan batin itu kekal.
Mari kita pikirkan apa yang terpenting dalam kehidupan ini, tempat manakan yang paling pas untuk kita sekedar beristirahat bahkan tidur lelap. Apa tujuan yang harus dicapai, apa persoalan yang harus diutamakan untuk segera diselesaikan, apa langkah yang harus diambil agar prioritas penyelesaian perkara kehidupan tersebut usai sesegera mungkin. Pahamkah kita kalau persoalan dibiarkan menumpuk akan menjadi gunung masalah yang besar?
Ah… pikiran kita terkadang memang menyepelekan masalah-masalah kecil sehingga komplikasinya bertambah besar. Anda pusing karena sepatu anda belum disemir, anda pusing karena isteri anda tidak menyediakan minuman pagi ini, anda pusing karena suami anda tidak telepon atau sms untuk mengingatkan agar makan siang, anda pusing karena pacar anda tidak memberitahu keberadaannya dan anda pusing karena tetangga anda tampak lebih berhasil dari pada anda. Begitulah konstruksi pikiran kita memikirkan hal-hal yang terkadang sepele dan tidak membacanya dari prespektif pikiran yang jernih. Alhasil kita membiarkan hal-hal sepele itu menggerogot kejernihan pikiran sehingga kehidupan bukannya adem melainkan panas penuh sesak. Belum lagi ditambah perkara hidup yang besar, perkara kecil sepele dan tidak penting telah menguras isi gelas kejernihan kita.
Saya pikir kita mesti telanjangkan pikiran untuk melihat dari pemikiran yang positif dan membaca sesuatu apakah baik buruknya jika konsentrasi pikiran kita tertuju pada titik bersangkutan. Soal memilah-milah mana yang penting dan mana yang tidak, ada dalam kejernihan pikiran anda sendiri. Orang lain dan saya hanya sebagai dokter yang memberi suntikan pandangan kebijaksanaan saja, sedangkan yang harus berperang langsung dan menyelesaikan misi peperangan itu adalah anda. Percaya atau tidak, yakin atau tidak kata kuncinya berpikirlah jernih dan pilahlah mana persoalan yang harus segera diselesaikan dan mana persoalan yang harus ditangguhkan.
Tahukah Anda bahwa beberapa diantara kita terlalu memusingkan hal-hal kecil dan memberi prioritas pemikiran kearahnya dengan skala yang besar. Akhirnya energi mereka habis hanya untuk mengurus masalah sepele tadi dan mereka melupakan apa prioritas lain yang harus mereka tangani. Tentu saja kita tidak bisa mengesampingkan persoalan-persoalan yang ada dan membiarkannya berlarut, namun jika ingin menemukan tempat berteduh yang aman dan nyaman kita harus pandai menempatkan perkara tadi kedalam kotak-kotak tertentu dan segera menyusunnya sehingga perkara itu terselesaikan dengan rapi tanpa mengganggu prioritas kita.
Saya ambil contoh, jika prioritas hidup kita dalam tahun ini adalah masalah ekonomi untuk meningkatkan penghasilan keluarga, maka kosentrasi pikiran dan tindakan adalah pada bagaimana mencari sumber penghasilan dan menambahnya menjadi sumber-sumber uang yang cukup. Bukan mengurus masalah lain seperti misalnya politik, kebudayaan atau masalah rumah tangga orang lain. Kita memang tidak bisa melepaskan diri dari hal lain dalam kehidupan karena kita adalah mahluk sosial, namun jika menginginkan kehidupan yang lebih baik tetaplah fokus pada langkah apa yang harus dilakukan. Bukan menambah prioritas baru yang semu. Tempat berteduh yang aman dan nyaman bagi kita jika permasalahan itu menyangkut perekonomian adalah masalah sumber keuangan (pekerjaan, bisnis atau beberapa profesi penghasil uang).
Terkadang kita terlalu sibuk mengurus hal-hal yang diluar kehendak kita dan terkuras waktu beserta pikiran untuknya, akibatnya kita menelantarkan kehidupan sendiri dan meletakkannya pada titik rawan sehingga kita sendiri kacau tanpa arah dan tujuan yang jelas. Cobalah untuk memilah mana yang terpenting dalam hidup, mana prioritas yang harus diutamakan untuk diselesaikan, mana misi yang harus dikerjakan tahun ini, dan apa rencana jangka panjang. Setelah itu, perkuat diri kita untuk mencapainya, carilah jalan keluar, dukungan, pengetahuan dan sumber daya. Bila perlu biarkan orang lain mengurus hal-hal lain yang bukan masuk prioritas anda, percayakan pada mereka bahwa mereka bisa melakukannya. Dengan demikian anda bisa menemukan tempat teduh yang berisi kekayaan dan cinta yang membuat anda bahagia menjalani hidup. Anda akan menemukan tempat mana yang adem dari begitu banyak tempat yang anda temui.

14 April 2008

Membuka Pintu Kebahagiaan

Ketika di hadapkan pada sebuah gunung, "Saya tidak akan berhenti". Saya akan terus mendaki menemukan jalan pintas, terowongan bawah tanah, atau diam dan mengubah gunung itu menjadi tambang emas dengan pertolongan Tuhan. Demikian ungkapan bijak oleh Rudi Erfanto Rais. Coba bentangkan kedua tangan dan pasti akan mendapati 10 jari yang siap beraksi kapanpun kita mau. Tapi tunggu dulu. Secara otomatis kesepuluh jari tadi akan melakukan apapun yang diperintahkan, termasuk kapan dia harus bekerja sama atau sendirian. Kalau mau (maaf) mengupil, maka dia akan melakukan sendiri tanpa minta bantuan yang lain. Atau saat marah, menyalahkan orang lain, dia akan menunjuk dengan jari telunjuk tanpa bantuan jari lain.
Philosophy jari kita telah membuktikan, dengan bekerja sendiri hanya sebatas kekuatannya untuk mengupil atau memaki-maki orang lain. Tapi kalau sepuluh jari itu disatukan kekuatannya, mereka akan mampu meledakkan apapun, termasuk menjatuhkan lawan di ring saat ronde ke sepuluh atau dua belas di pertandingan tinjau. Bukan cuma itu, dengan kekuatan kelima jari, kita mampu menyulap semua yang berantakan menjadi indah. Menulis kata indah dengan sentuhan mutiara kata dari pena yang membuat orang jatuh cinta. Itulah yang disebut sinergis yang dalam satu bukunya Steven Covey masuk dalam tujuh kebiasaan orang-orang besar.
Ikuti kebahagiaan Anda, maka semesta akan membuka pintu bagi Anda ditempat yang sebelumnya hanya tembok.” Demikian kata Joseph Campbell membenarkan adanya pintu kebahagiaan bagi ruang kekayaan jiwa manusia.
Kebahagiaan hidup bisa diperoleh dari keberanian kita melakukan perubahan-perubahan untuk memperbaiki keadaan yang carut marut. Semisal, ketika sebuah keluarga selalu berkutat pada persoalan finansial mereka harus berani melakukan perubahan dengan mencari sumber penghasilan baru. Atau, jika sebuah keluarga selalu tidak rukun karena rumah tangga yang berantakan, mereka harus berani melakukan perubahan. Kebahagiaan sesungguhnya bisa diperoleh dari keberanian membuka pintu kebahagiaan. Kejadian buruk terhadap kehidupan pribadi dan keluarga bukanlah sesuatu yang tidak dapat ditanggulangi, persoalannya hanyalah apakah keluarga dan pribadi didalamnya berani memberikan ruang jiwa bagi masing-masing batin untuk membuka pintu hati mereka. Jika mereka bersedia membuka pintu hati tersebut, maka ruang kebahagiaan akan membuka dirinya dan kelegaan bisa tercapai.
Hari ini kita ingin merenungi sejauh mana pintu kebahagiaan telah terbuka bagi kehidupan keluarga kita, apakah kita bahagia, anak-anak bahagia, suami atau isteri bahagia. Jika kita menginginkan kehidupan yang berarti dengan liputan kasih sayang, ikutilah naluri dan kata hati, maka alam semesta dan sang pencipta akan memberikan pengaruhnya dan membantu mencapai harapan kita. Yakinilah bahwa sesuatu yang buruk bisa diperbaiki dan menjadi indah pada waktunya.