29 April 2007

Hoalah, Rezeki dan Kesialan. Kejam deh

Haluuu...
Lama gw ga ngepost nih, makloem dikit sibuk trus agak hancur juga sih. Komp kena virus ganassss banget sampe gw harus kehilangan 6 naskah buku yang gw save, Uh bener-bener cape deh. Piye iki boz.

Next aja deh, toh hidup jalan terus. Orang-orang aja maju perut pantan mundur, eh maksudnya maju terus pantang mundur, gitoo.

Ahm... Lumayan sibuk walau ga sibuk2 amit. Set buku tentang Adat Merondau (Ketapang) karena mo cetak nanti lewat Smart Borneo. Trus gw juga mesti ngurusin pesenan orang diseberang senun buat perlengkapan adat, lumayan deh tuk ngisi pulsa n perut.

Nah, ini berkenaan dengan Pak Khun di Gradien,
thanks pak atas sarannya untuk buku gw, bentar lagi gw kirim soft copynya ya, sambil nunggu endorsemen dari para endorser (Mbak Jenn lagi sakit, Bung Edi Z juga minta waktu - gw ngerti kesibukan mereka). Seep deh pak, anda emang penerbit yang baik.

Om Yan, bentar ya setting buku ne, kita komunikasi via email or FS juga jadi betul...
Kalo ke ketapang mah gw mo ikutan berburu, mancing, deelelele...

21 April 2007

10 PRINSIP HIDUP UNTUK BANGKIT KEMBALI SETELAH GAGAL





Dalam hal apa kita pernah gagal? Apakah dalam hal pekerjaan, bisnis, cinta, pendidikan, politik, ekonomi, bahkan mungkin agama? Perbedaan antara gagal dan sukses memang sangat mencolok, namun sukses tanpa gagal ibarat sayur tanpa garam, gagal adalah bagian terbesar dari proses sukses. Kita tahu bahwa orang-orang sukses bukan berarti tidak pernah gagal, mereka melakukan kesalahan, belajar dari kegagalan masa lalu, melakukan adaptasi, mencoba rumusan baru dan akhirnya mereka meraih keberhasilan.
Manusia telah diberikan potensi untuk tetap konsisten bertahan dalam kondisi yang sulit oleh Tuhan Yang Maha Kuasa. Perisitiwa senang dan sedih sama halnya dengan peristiwa kesuksesan dan kegagalan. Ada kutub utara dan kutub selatan, ada baik ada buruk. Demikianlah, hendaknya kita melihat segala sesuatu dari sudut pandang yang berbeda dengan mengambil intisari dari dua sudut pandang itu untuk menjadi lebih bijaksana. Jika kita mengalami kegagalan, sudah semestinya kita menarik nilai positif dan belajar dari kegagalan itu.
Kegagalan bukan merupakan suatu hal yang patut untuk ditangisi dan disesali terus-menerus, tangis tidak akan mengubah kegagalan yang telah menimpa kita, kita harus berbesar hati karena telah memiliki pengalaman yang mungkin tidak dimiliki oleh orang lain. Bangkit kembali dari kegagalan memang bukan hal yang mudah dan menyenangkan. Berbekal buku "10 prinsip Hidup Untuk Bangkit Kembali Dari Kegagalan", Anda akan tahu bahwa gagal itu baik, indah, menantang, momotivasi dan menjadi formula sukses luar biasa. Buku ini berisi tips dan langkah terbaik untuk Anda bangkit kembali setelah terpuruk. Rasakan auranya dan bangkitkan diri Anda untuk meraih keberhasilan!!!
Nistains Odop 2007
www.nistainsodop.blogspot.com

Hidup Ini Penuh Tantangan


Pagi hari sekitar jam 06.30 saya mendengar seorang ibu rumah tangga sedang bercerita tentang perjalanan hidupnya disebuah stasiun radio swasta Jogjakarta. Ibu ini berumur 27 tahun dan telah menikah dengan seorang pemuda yang umurnya lebih muda satu tahun dari dia. Kehidupan mereka tidaklah mudah dan seindah perjalanan hidup kebanyakan orang. Karena saya lupa akan nama ibu ini saya sebut saja Bu Rina, dengan suaminya Pak Rudi (maaf jika kebetulan nama Anda sama dengan nama sebutan saya ini).
Bu Rina bekerja disebuah bank swasta dengan posisi yang baik dan penghasilan yang cukup untuk kehidupan mereka berdua. Mereka memiliki sebuah rumah indah dan satu unit usaha mini market. Suaminya selain masih menyelesaikan pendidikan sarjana juga sibuk dengan urusan mini market tersebut.
Setelah menikah selama dua tahun ternyata pasangan ini belum dikaruniai seorang anak. Karena kerinduan mereka berdua untuk menimang momongan, Bu Rina pergi kedokter untuk cekup kesehatannya, apakah ada kelainan pada organisasi tubuhnya yang menjadi penyebab kenapa hingga sekarang mereka tidak dikarunia seorang momongan atau ada hal lain yang menjadi penyebab utama. Setelah di cek, dokter tidak menemukan kelainan pada rahim dan beberapa organ tubuh lain selain gejala penyakit yang selama ini dialami Bu Rina yakni penyakit gagal ginjal. Dengan hati yang berat dan sedih, Bu Rina pulang dan menceritakan perihal itu dengan sang suami. Apa mau dikata mereka harus menyerahkan semua ini kedalam rencana Tuhan dan menjalani hidup dengan bijak. Atas anjuran sang suaminya Pak Rudi, Bu Rina meninggalkan pekerjaannya di bank tersebut dan total berprofesi menjadi isteri sekaligus membantu pekerjaan suaminya di mini market dengan harapan mereka berdua akan dikarunia anak. Bu Rina berusaha menjaga kesehatan dan selalu berkonsultasi dengan dokter untuk masalah kesehatan dan hubungan suami isteri, harapan mereka tentu saja dikaruniai seorang anak.
Waktu berjalan terus dan kondisi kesehatan bu Rina (penyakit ginjal) juga tidak semakin baik, sampai waktu itu, belum ada tanda-tanda mereka akan dikaruniai anak. Akhirnya Bu Rina berbicara sekali lagi dari hati kehati dengan suaminya, dengan maksud untuk megeneral cek up kesehatan sang suami. Setelah disetujui dan mereka kedokter, dokter mengungkapkan hasil pemeriksaannya kalau ternyata sang suamilah yang mengalami kemandulan. Dari hasil analisa dokter, peluang mereka berdua untuk mendapatkan anak dari hasil hubungan suami isteri sangat tidak mungkin terjadi. Apa mau dikata mereka berdua harus hidup dengan kekosongan hati dan reluhan jiwa yang cukup dalam. Hidup memang jauh dari keindahan yang mereka bayangkan ketika memutuskan untuk menjadi sebuah keluarga baru.
Kondisi kesehatan bu Rina belum juga sembuh, namun semangat mereka untuk terus berjuang melawan penyakit yang diderita telah mampu membuat mereka berdua bertahan. Lebih parah lagi mereka harus kehilangan usaha mini market yang didirikan beberapa tahun lalu yang menjadi penyokong kehidupan mereka harus menerima kenyataan disapu bersih oleh bencana lumpur Sidoarjo. Sampai pada waktu Bu Rina menceritakan perihal kehidupan mereka berdua di Radio tersebut, perusahaan yang seharusnya bertanggungjawab atas bencana lumpur itu ternyata belum juga memberikan ganti rugi sepeserpun. Dengan nada positif dan ketegaran hati yang amat kuat, Bu Rina minta saran dan penguatan dari para pendengar Radio tersebut pagi itu.


Apa kesulitan yang kita lihat dari kisah nyata tersebut?
Pertama, Bu Rina mengidap penyakit Gagal Ginjal dan belum sembuh hingga waktu dia menceritakan peristiwa itu di radio.
Kedua, demi mendapatkan keturunan, Bu Rina mengorbankan pekerjaannya di Bank untuk fokus menjaga kesehatan demi mendapatkan seorang momongan.
Ketiga, Sang suami ternyata menderita kemandulan yang membuat peluang mereka berdua untuk memperoleh anak sangat kecil.
Keempat, usaha mereka dilanda bencana dan mereka tidak mendapatkan ganti rugi.


Saya tidak bermaksud untuk mengekspoloitasi cerita ini, tidak sama sekali. Saya hanya ingin membagi pengalaman dan kearifan hidup dari Bu Rina dan suami tentang kesulitan dan tantangan hidup mereka kepada para pembaca semua. Hidup ini penuh dengan dinamika dan kesulitan yang sangat menguras pikiran dan fisik manusia. Hidup ini penuh dengan perjuangan yang memang harus dituntaskan demi sebuah tujuan. Semoga dengan membaca buku mengenai 10 prinsip untuk bangkit kembali dari kegagalan ini, Anda akan mendapatkan sebuah inspirasi motivasi sehingga Anda tetap kuat menjalani hidup dan bangun kembali untuk berhasil.


Nistains Odop
www.nistainsodop.blogspot.com