19 February 2008

MAHASISWA PLUS - Belajar dan Berusaha Menjadi Kaya



Mahasiswa itu manusia muda yang dalam proses berkembang, berusaha mencari dan menemukan tingkat kehidupan maupun intelektualitas yang lebih baik. Mahasiswa adalah sosok pembelajar yang perlu tahu bagaimana caranya memiliki tingkat kehidupan yang lebih mapan dari pada orang tua mereka suatu saat nanti. Itulah alasan mengapa mereka disekolahkan karena mereka diharapkan lebih berhasil tentunya. Namun karena kesalahan pemahaman dan kenyamanan hidup, mereka menelantarkan proses pembelajaran tadi dan menelan apa saja yang bagi mereka nyaman, pada hal kenyamanan itu sendiri menjadikan pola hidup mereka amburadur dan mendidik mentalitas pengemis.
Bukanlah sebuah rahasia kalau pola kehidupan mahasiswa adalah kost – kampus – kost – kampus – mall – berbelanja – tempat hiburan – ngumpul – ngerumpi dan kost – kampus lagi. Sebuah life cycle yang menjadikan mahasiswa bukan sebagai mahasiswa sebenarnya.
Dilain pihak kita mengenal mahasiswa plus yang mandiri dalam banyak hal dengan pola hidup yang berbeda dengan mahasiswa pada umumnya. Pola hidup mahasiswa plus (pebisnis) adalah kampus – kost – bisnis – kampus – kost - bisnis. Yang bukan mahasiswa plus hanya sibuk dengan kenyamanannya sambil menunggu kiriman bulanan datang dan tentu saja siap menghabiskannya kembali..

Dalam pandangan saya itu adalah cara dan gaya hidup pelajar/mahasiswa yang tergerus kedalam arus zaman, yang hanya mau enaknya saja tanpa berpikir betapa terkadang sulit sekali orang tua mereka mencari uang untuk membiayai pendidikan. Bisakah mahasiswa memutarbalikan kanyataan ini dan menjadikan mahasiswa sebagai sosok yang produktif dan mandiri dengan segenap idealisme dan kecerdasanya? Menjadikan mahasiswa lebih bijaksana dalam hal finansial?

Kita membutuhkan enterpreneur yang lebih banyak, kita membutuhkan pebisnis muda yang lebih banyak lagi dan kita membutuhkan orang-orang berjiwa bisnis untuk membangun negeri ini keluar dari jeratan ekonomi. Bahkan menurut masetro bisnis kita Ciputra, persentase enterpreneur Indonesia sangatlah kecil dibawah satu persen. Walaupun cukup banyak orang kaya dinegeri ini, namun persentase pebisnis dalam lingkup UKM memang sangat kecil padahal sangat dibutuhkan untuk membuat gebrakan pergerakan ekonomi bangsa. Minimnya jiwa kewirausahaan masyarakat kita dan generasi muda telah menambah daftar panjang pengangguran dan tingkat kemiskinan. Ini sebuah kondisi yang mungkin akan terus berlanjut ditahun-tahun yang akan datang jika semangat kewirausahaan tidak digalakkan.

Generasi pelajar dan mahasiswa hanya mengetahui dalam pikirannya bahwa jika selesai sekolah/kuliah mereka akan bekerja disebuah institusi dan menggantungkan hidupnya disana. Kalau hal ini terus berlanjut dengan pola pikir yang sama, sulit membayangkan bagaimana Indonesia bisa berkembang pesat.

Dapatkan tips dan cara menjadi mahasiswa kaya dari buku :: Resep Jitu Menjadi Mahasiswa Kaya

11 February 2008

Jangan Menyerah: MEREKA BISA MENGAPA SAYA TIDAK?


- Kisah Inspirasional -

Disebuah pelatihan kepemimpinan dan pengembangan diri, beberapa rekan memberikan penghargaan dan acungan jempol terhadap sehabat kecil kami atas keberanian dan perjuangannya dalam menempuh hidup. Sahabat kecil kami ini bukanlah seorang yang luar biasa jika dilihat dari casing kulit luarnya, bahkan terkesan lebih gampang tidak diperhitungkan. Saya menyebutnya “sahabat kecil”, karena memang secara fisik dia lebih kerdil dari pada semua anggota tim kami.

Selama pelatihan kepemimpinan dan pengembangan diri ini, kami menggali dan menemukan potensi-potensi diri yang terpendam dan belum menguak kepermukaan. Ibaratnya, kami menemukan mutiara hitam yang tidak dikenal pada saat sebelumnya sampai pada waktu dimana kami mengikuti sesi pelatihan itu. Kami berbagi cerita, mengetahui perjalanan hidup seseorang, kesulitan dan tantangan hidup, bangkit dari keterpurukan, meraih prestasi, mematahkan kekurangan-kekurangan diri dan merencanakan hidup.

Rekan tim kami ini “lebih menonjol” dibandingkan kami semua, saya menyebutnya dengan kata -lebih menonjol- yang mungkin bagi Anda akan terlintas sebuah gambaran bentuk fisik yang lengkap dan penampilan sempurna bahkan aura kecerdasan yang sempurna juga. Tidak… tidaklah demikian. Dia, bahkan seperti yang saya tulis tadi, bertubuh lebih mungil, kaki dan tangan sebelah kanannya cacat, berukuran lebih kecil dari pada kaki dan tangannya sebelah kiri. Jika bersalaman dengan orang lain mereka akan terkejut betapa mereka tidak akan merasakan genggaman salam tangan yang normal. Kalau dia berjalan akan terlihat turun naik atau karena struktur kakinya yang juga tidak sama tinggi.

Selama pelatihan tersebut, kami menggali keberadaan diri, mengetahui proses perjalanan hidup seseorang dan memaknainya untuk memerdekakan diri. Mengapa kami memberikan penghargaan setinggi-tingginya untuk sahabat kami ini? Mengapa kami lebih melihat bahwa dia adalah orang terkuat dalam tim kami? Jawabannya, karena keterbatasan-keterbatasan dirinya bukanlah belenggu yang menjadi penghalang untuk maju dan berkembang. Dia telah melewati serangkaian kesulitan nyata dalam hidup, mengalahkan beban mental dahsyat yang bagi sebagian orang adalah aib, menyerahkan semua perjalanan hidup pada kehendak Tuhan dan terus berjuang menjadi pemimpin bagi dirinya.

Saya merasa bahwa hidup ini harus digunakan dengan seimbang, kemerdekaan sejati bukanlah hanya tahu bagaimana mengusir penjajahan dari tanah kelahiran, melainkan bagaimana memberi ruang pada diri sendiri untuk memiliki kebebasan dan memaknainya dalam perjalanan hidup. Bebas menentukan kearah mana kita akan melangkah, bebas membagikannya kepada orang lain, bebas dengan nilai-nilai spiritual, bebas dalam arti kebebasan sejati tanpa terbelenggu oleh tekanan diri.

Sekali lagi Don’t Give Up - JANGAN MENYERAH !!!

Sumber: buku Don't Give Up - JANGAN MENYERAH - by Nistains Odop

02 February 2008

KEMENANGAN YANG HAKIKI

Apa sasaran kita? Akan saya jawab dengan satu kata: Kemenangan – kemenangan dengan segala cara, kemenangan terlepas dari segala teror. Kemenangan, seberapa lama serta beratpun jalan yang kita tempuh, tanpa kemenangan takkan ada keselamatan.

-Winston Churchill-

Apapun itu namanya kemenangan tetaplah kemenangan, namun sayangnya kemenangan kita cenderung membuat pihak lain kalah. Kita dengan segala kekuatan melawan dan mengalahkan orang lain sehingga pihak yang kalah menjadi antipati dan berusaha balas dendam. Kemenangn kita menjadi tidak semurni tetesan embun dan menjadi tidak terang seterang lilin.

Kemenangan yang hakiki adalah kemenangan yang membahagiakan, hasil dari perjuangan yang elegan tidak merugikan orang lain. Memang sulit untuk mengaplikasikannya dalam keseharian kita dimana hidup adalah sebuah kompetisi, namun bukanlah tidak mungkin meraih kemenangan yang membahagiakan. Sebuah pertandingan akan enak ditonton jika keduabelah tim sama-sama bermain secara profesional dengan mengutamakan integritas permainan. Penonton akan merasa tingginya adrenalin bukan dalam lingkup emosi ketakutan. Disinilah penerapan cara kita untuk bermain dengan baik dan terpuji diutamakan.

Banyak diantara kita yang ingin selalu memenangi kompetisi, penerapannya dalam hidup bukan saja dalam permainan olah raga melainkan dalam kehidupan sosial bahkan agama. Kita berlomba-lomba berusaha menang dengan segala cara termasuk membinasakan orang lain yang belumlah menjadi musuh kita. Ini memang tidak singkron tetapi itulah kenyataan yang sering terjadi.

Memenangi sebuah pertandingan hidup tanpa melukai pihak lain terkadang menjadi sesuatu yang tabu dan tidak masuk akal, namun jika kita percaya kita bisa bermain dengan cantik tanpa merugikan tim lawan, kita menjadi seorang pemain yang profesional. Menang tidak selalu dengan kekerasan, kita perlu menang tanpa sebuah teror, kemenangn yang membuat kita bahagia, kemenangan yang bisa berguna bagi orang lain tanpa mementingkan diri sendiri dan ego pribadi. Kemenangan memang memberikan keselamatan namun keselamatan yang mampu menyelamatkan hidup kita tanpa mengalahkan hidup orang lain itu lebih penting. Itulah makna kemenangan yang hakiki.