11 February 2008

Jangan Menyerah: MEREKA BISA MENGAPA SAYA TIDAK?


- Kisah Inspirasional -

Disebuah pelatihan kepemimpinan dan pengembangan diri, beberapa rekan memberikan penghargaan dan acungan jempol terhadap sehabat kecil kami atas keberanian dan perjuangannya dalam menempuh hidup. Sahabat kecil kami ini bukanlah seorang yang luar biasa jika dilihat dari casing kulit luarnya, bahkan terkesan lebih gampang tidak diperhitungkan. Saya menyebutnya “sahabat kecil”, karena memang secara fisik dia lebih kerdil dari pada semua anggota tim kami.

Selama pelatihan kepemimpinan dan pengembangan diri ini, kami menggali dan menemukan potensi-potensi diri yang terpendam dan belum menguak kepermukaan. Ibaratnya, kami menemukan mutiara hitam yang tidak dikenal pada saat sebelumnya sampai pada waktu dimana kami mengikuti sesi pelatihan itu. Kami berbagi cerita, mengetahui perjalanan hidup seseorang, kesulitan dan tantangan hidup, bangkit dari keterpurukan, meraih prestasi, mematahkan kekurangan-kekurangan diri dan merencanakan hidup.

Rekan tim kami ini “lebih menonjol” dibandingkan kami semua, saya menyebutnya dengan kata -lebih menonjol- yang mungkin bagi Anda akan terlintas sebuah gambaran bentuk fisik yang lengkap dan penampilan sempurna bahkan aura kecerdasan yang sempurna juga. Tidak… tidaklah demikian. Dia, bahkan seperti yang saya tulis tadi, bertubuh lebih mungil, kaki dan tangan sebelah kanannya cacat, berukuran lebih kecil dari pada kaki dan tangannya sebelah kiri. Jika bersalaman dengan orang lain mereka akan terkejut betapa mereka tidak akan merasakan genggaman salam tangan yang normal. Kalau dia berjalan akan terlihat turun naik atau karena struktur kakinya yang juga tidak sama tinggi.

Selama pelatihan tersebut, kami menggali keberadaan diri, mengetahui proses perjalanan hidup seseorang dan memaknainya untuk memerdekakan diri. Mengapa kami memberikan penghargaan setinggi-tingginya untuk sahabat kami ini? Mengapa kami lebih melihat bahwa dia adalah orang terkuat dalam tim kami? Jawabannya, karena keterbatasan-keterbatasan dirinya bukanlah belenggu yang menjadi penghalang untuk maju dan berkembang. Dia telah melewati serangkaian kesulitan nyata dalam hidup, mengalahkan beban mental dahsyat yang bagi sebagian orang adalah aib, menyerahkan semua perjalanan hidup pada kehendak Tuhan dan terus berjuang menjadi pemimpin bagi dirinya.

Saya merasa bahwa hidup ini harus digunakan dengan seimbang, kemerdekaan sejati bukanlah hanya tahu bagaimana mengusir penjajahan dari tanah kelahiran, melainkan bagaimana memberi ruang pada diri sendiri untuk memiliki kebebasan dan memaknainya dalam perjalanan hidup. Bebas menentukan kearah mana kita akan melangkah, bebas membagikannya kepada orang lain, bebas dengan nilai-nilai spiritual, bebas dalam arti kebebasan sejati tanpa terbelenggu oleh tekanan diri.

Sekali lagi Don’t Give Up - JANGAN MENYERAH !!!

Sumber: buku Don't Give Up - JANGAN MENYERAH - by Nistains Odop

No comments: