22 November 2007

Tips Agar Penulis Produktif

Seorang sahabat mengirim email kepada saya yang isinya tentang bagaimana agar tetap produktif dalam menulis. Sahabat saya ini belum bisa konsen menyelesaikan naskah bukunya karena kesibukan yang sangat menyita waktu. Saya memahami betul aktivitas dan keterbatasan waktu yang dia miliki, yang tentulah berdampak pada penelantaran naskah buku. Saya ingin berbagi kepada pembaca sekalian melalui blog ini tentang beberapa tip agar produkif menulis. Semoga bermanfaat.

Kesibukan memang membuat konsentrasi kita pecah yang tentu saja berdampak pada produktivitas menulis juga menurun. Mungkin hal itulah yang sekarang dihadapi rekan-rekan sekalian. Sibuk, Capek, kurang waktu untuk memperdalam topik naskah (study pustaka, surfing internet atau diskusi seputar naskan garapan) dan tentu tidak konsentrasi jika kita hendak memulai menulis. Saya ingin share beberapa tips agar tetap produktif dalam menulis.
Biasanya saya bangun lebih pagi. Saya bangun jam 04.30. Dan langsung menghadapi naskah. Pagi hari ketika bangun, konsentrasi pikiran bisa cukup tinggi dan kita bisa langsung menggarap naskah buku. Bisa menyelesaikan satu atau dua halaman saja sudah cukup untuk hari itu. Yang penting ada hasilnya. Saya korbankan kebiasaan yang biasayanya saya bangun jam 06.30 atau malahan jam 08.00.
Hehehehe... mungkin anda ketawa yach karena saya bangun jam segitu. Tapi itulah asiknya jadi penulis, kita bisa tidur dan bangun jam berapa pun.
Membawa catatan dan menulis apapun ide ketika ide itu muncul. Terkadang saat berjalan ide kita muncul, bahkan maaf, saat dikamar kecil saya mendapatkan inspirasi judul dan tema buku yang lebih menjual. Nah, karena saya selalu siap dengan catatan kecil itu saya langsung menulisnya. Tapi bukan menulis ketika dikamar kecil lho... Sekarang tanpa membawa catatan kecil saja bisa, yakni dengan mencatatnya di HP dan langsung save aja ide kita sudah aman.
Gali Ide dari waktu yang paling singkat. Gimana caranya? Baca buku dalam waktu singkat saja sesuai topik naskah kita. Ini untuk menyiasati waktu anda yang sangat terbatas. 15 menit saja waktu bagi anda membaca sudah cukup agar ide tersebut tergali. Dan yang anda dapatkan sebaiknya dicatat, atau setidaknya buku yang dibaca tadi ditandai. Entah dengan melipatnya atau apapun cara anda agar ketika anda ingin melihat halaman yang anda baca tadi bisa langsung menemukan inti bahasannya.
Targeting atau menentukan time limit. Penulis itu bekerja/berkarya tanpa bos, tanpa ada yang mengatur dan memarahi maksud saya. Nah, ini bisa menjadi satu poin kelemahan. Disinilah biasanya kita tidak bisa menyelesaikan naskah sesuai waktu yang diinginkan. Saya selalu menggunakan target waktu dalam menyelesaikan naskah. Rata-rata dua setengah bulan untuk satu naskah saya. Time limit ini untuk menyiasati keteledoran kita yang selalu 'menunggu nanti', baru menyelesaikan naskah yang ada. Keteledoran itu menyebabkan naskah menjadi gersang dan dibiarkan begitu saja sehingga jangankan diselesaikan dalam dua bulan, empat bulanpun tidak bahkan ada yang ditelantarkan bertahun-tahun. Kalau sudah begitu ya... tinggal nasibnya saja naskan bersangkutan.
Demikian beberapa tip yang bisa saya share kan kepada anda. Saya juga sebetulnya cukup sibuk -walaupun terkadang kesibukan yang tidak produkif- namun berbekal beberapa tip dari penulis kenamaan seperti orang-orang dimilis penulis best seller, saya masih bisa mengejar target untuk naskah-naskah baru. Saya bersyukur sekarang memiliki komputer yang bisa dibawa kemanapun selain PC dikamar. Jadi saya bisa bawa kemana saja barang itu, sehingga ketika saya punya waktu satu atau dua jam lowong disebuah tempat, saya bisa langsung ngapelin naskah.
Okk. Gitu aja yach, smoga bermanfaat.

-Lampu akan kelihaan terang jika dia berada dikegelapan-

20 November 2007

Aset PIKIRAN Manusia

Gagal atau berhasil adalah dua hasil produk pikiran manusia.
Kita mau memilih yang mana semuanya tergantung kita memadangnya. Hasil pikiran baik atau buruk - gagal atau berhasil. Itu saja.

“Mereka mengabaikan karya Tuhan, dan membiarkan khayalan mereka mati”. Demikian kotbah seorang imam di salah satu stasiun radio yang pernah penulis dengar.
Di Bali ada pengobatan alternative dengan cara tertawa, banyak orang disembuhkan dengan terapi ini. Mulai dari penyakit akut seperti kanker, kecanduan obat terlarang, stress berat hingga penyakit yang belum bisa disembuhkan dengan pengobatan moderen. Pemandu terapi berkata kalau sesungguhnya Tuhan menciptakan semua lengkap dalam diri manusia. Bahkan pengobatan penyakitpun ada dalam diri manusia itu sendiri.
Satu masalah yang banyak muncul melingkupi diri kita, yakni mengabaikan potensi pikiran. Banyak manusia telah mengorbankan kekuatan pikiran mereka dan membiarkan asset berharga ini memikirkan hal-hal tidak berguna. Mereka tidak menyadari kalau potensi sebenarnya ada dalam otak mereka sendiri. Manusia memang cenderung bertindak semau gue tanpa mau sedikit ekstra mengolah pabrik pikirannya dan menghasilkan produk berkualitas dari diri mereka.
Efeknya, manusia dengan enteng berlomba mencari cara paling mudah untuk mendapatkan sesuatu. Itulah sebabnya mengapa seorang pria rela menikah dengan janda tua kaya yang sudah sekarat diujung maut. Seorang gadis muda cantik menjadi matree karena berharap akan mendapat pesangon berlimpah dari pria hidung belang. Dan para pecundang politikus busuk menyuap untuk memenangkan pemilu.
Pikiran manusia ibarat komputer yang diprogram oleh pemiliknya. Andai kata sebuah program Komputer dimasukan perintah negative dan virus penghancur maka hasilnya tidak lain program tersebut akan menjadi senjata pemusnah diri sendiri.
Orang lain boleh saja melarang kita melakukan sesuatu yang bagi mereka tidak mungkin, tatapi yang paling mengetahui hal itu baik-buruk adalah kita sendiri. Orang lain mungkin akan berkata “jangan lakukan itu karena kamu akan gagal”. Yang lain berucap begini “tindakan kamu konyol dan tidak masuk akal, itu tidak mungkin terjadi”. Mereka menelurkan produk pabrik pikiran yang negative untuk anda dan anehnya anda mengikuti saran konyol itu. Akibatnya anda tidak berani melakukan apa yang anda pikir mungkin.
Kegagalan dan keberhasilan adalah dua produk pikiran manusia. Kita mau memilih yang mana semuanya tergantung pribadi masing-masing karena saya yakin tidak ada yang bisa mempengaruhi pemikiran kita. Bukankah lebih baik memperoleh yang terbaik dari pada hanya mendapatkan yang baik?
Jika kita telah menyadari kekuatan pikiran bisa membuat kita berhasil atau tidak mengapa tidak digunakan dengan baik???
Pikiran bisa diprogram sesuai yang diminta pemiliknya.
Pikiran membuat manusia mampu bertindak.
Pikiran adalah sumber utama yang mengatur masa depan manusia.
Pikiran membuat manusia maju dan berkembang.
Pikiran mampu mengontrol semua pekerjaan Anda.
Pikiran mampu mengangkat derajad kehidupan manusia
Pikiran membuat anda GAGAL.
Pikiran menjerumuskan keluarga anda.
Pikiran membuat anda malas dan bodoh.
Pikiran menjadikan anda manusia super sibuk.
Pikiran telah menjatuhkan anda dan anda dikecam.
Pikiran bisa menghancurkan anda.

Itulah Produk dari pikiran.
Apa yang kita temukan dari produk pikiran itulah realitas kita.

08 November 2007

KEBERHASILAN ITU BUAH KRISTALISASI KERINGAT


Ket Gambar: Penulis bersama Pastor Maessen (tengah) dan AL. Yan Sukanda (kanan), dua peraih penghargaan kebudayaan nasional 2007, yang diserahkan oleh menteri kebudayaan dan pariwisata di Prambanan Jogjakarta.


Saya teringat dengan cerita sukses si Tukul Riyanto Arwana yang akrab dipanggil Tukul. Dengan ucapan entengnya “kristalisasi keringat”, Tukul Arwana mencoba mengingatkan kita akan proses perjalanan panjang perjuangannya untuk benar-benar meraih keberhasilan. Hanya berbekal ijazah SMU dengan nilai yang pas-pasan tentu saja bayangan meraih kehidupan yang berkecukupan dan melimpah sangat jauh dari perkiraan kita. Si Tukul mencoba menentang kerasnya kehidupan di Jakarta, melakukan pekerjaan apa saja yang penting halal. Menjadi sopir angkutan umum, ikut menjadi pelawak dari satu kampung kekampung lain, dari peran figuran hingga menjadi tokoh utama.
Perjalanan Tukul panjang sekali, sebuah proses “kristalisasi keringat” yang menguras energi dan tenaga, kadangkala dia harus merendahkan harga dirinya. Tukul mematahkan persepsi buruk akan ketidakberhasilan, dia berusaha memaksimalkan potensi dirinya sebagai pelawak metropolis yang menyanjung kehidupan “ndeso” dalam balutan segar yang disenangi banyak orang. Dari proses perjalanan dan perang terhadap keterbatasan diri, Tukul menjadi sosok yang dipandang berhasil luar biasa didunia hiburan lawak negara ini. Tukul telah melakukan metamorfosis diri dengan memaksimalkan kemampuan kecilnya sebagai seorang pelawak. Seseorang yang telah mencapai semua keinginannya biasanya mengalami perubahan mental, pola pikir, gaya hidup dan cara bertindak, dan Tukul Arwana yang dikenal lugu dan kocak pada awalnya, telah meraih tingkat kepercayaan diri pada fase ini.
Kita semua tahu, perjalanan hidup memang panjang dan melelahkan, dan kita semua tahu bahwa hidup ini adalah perjuangan tiada akhir. Hidup merupakan persoalan perjuangan dan dia akan berakhir ketika kita menyerahkan nafas terakhir pada kehadirat Yang Maha Kuasa. Berusahalah menghargai kehidupan ini dengan menerima setiap proses dan pukulan secara lapang dada, jangan terpuruk mental disaat terpaan badai kehidupan menimpa Anda, jangan menangis pilu takkala kesedihan terbesar menghampiri. Inilah jalur yang harus ditempuh dan Tuhan membuat jalur itu benar adanya bagi masing-masing orang, terimalah sebagai anugerah terindah dalam hidup.
Saya teringat mengenai cerita orang kaya Vietnam Le Van Vu yang pernah saya tulis dalam buku pertama saya (Multi Level Marketing plus) terbitan Andi Offset. Sebagai orang terkaya dinegara tersebut pada masa perang, Le menjadi incaran pejabat dan penjajah karena kekayaannya. Ayahnya dibunuh, kekayaannya dirampas pemerintah dan dia menjadi orang kerdil yang menderita lahir batin. Le pernah hendak bunuh diri karena tidak kuat menerima kenyataan hidup yang paling dahsyat tersebut. Kemudian Le Van Vu dan isterinya pindah dari Vietnam ke Amerika melewati perjalanan laut dan mencoba memulai kehidupan baru dinegara ini dengan semangat dan peruntungan baru. Mereka tidak memiliki apa-apa ketika tiba di Amerika dan bekerja dengan salah satu saudaranya disana. Dengan perjuangan luar biasa, Le Van Vu dan isterinya bisa melanjutkan hidup dan berusaha bangkit kembali mendapatkan kehidupan mereka yang layak.
Kehidupan memang mendidik manusia dengan kejam, namun kehidupan juga memberikan peluang baru bagi manusia untuk mencapai apa yang mereka inginkan. Semoga cerita heroik tadi bisa memberi Anda semangat baru untuk berjuang bangkit kembali dan meraih keberhasilan. “Jadilah seseorang yang terbuka terhadap kemungkinan. Segelap apa pun tampaknya keadaan atau memang segalanya serba gelap, pandang dan lihatlah kemungkinan-kemungkinan baru, carilah selalu karena semua kemungkinan itu ada.” Demikian kata Norman Vincen pale.