14 April 2008

Membuka Pintu Kebahagiaan

Ketika di hadapkan pada sebuah gunung, "Saya tidak akan berhenti". Saya akan terus mendaki menemukan jalan pintas, terowongan bawah tanah, atau diam dan mengubah gunung itu menjadi tambang emas dengan pertolongan Tuhan. Demikian ungkapan bijak oleh Rudi Erfanto Rais. Coba bentangkan kedua tangan dan pasti akan mendapati 10 jari yang siap beraksi kapanpun kita mau. Tapi tunggu dulu. Secara otomatis kesepuluh jari tadi akan melakukan apapun yang diperintahkan, termasuk kapan dia harus bekerja sama atau sendirian. Kalau mau (maaf) mengupil, maka dia akan melakukan sendiri tanpa minta bantuan yang lain. Atau saat marah, menyalahkan orang lain, dia akan menunjuk dengan jari telunjuk tanpa bantuan jari lain.
Philosophy jari kita telah membuktikan, dengan bekerja sendiri hanya sebatas kekuatannya untuk mengupil atau memaki-maki orang lain. Tapi kalau sepuluh jari itu disatukan kekuatannya, mereka akan mampu meledakkan apapun, termasuk menjatuhkan lawan di ring saat ronde ke sepuluh atau dua belas di pertandingan tinjau. Bukan cuma itu, dengan kekuatan kelima jari, kita mampu menyulap semua yang berantakan menjadi indah. Menulis kata indah dengan sentuhan mutiara kata dari pena yang membuat orang jatuh cinta. Itulah yang disebut sinergis yang dalam satu bukunya Steven Covey masuk dalam tujuh kebiasaan orang-orang besar.
Ikuti kebahagiaan Anda, maka semesta akan membuka pintu bagi Anda ditempat yang sebelumnya hanya tembok.” Demikian kata Joseph Campbell membenarkan adanya pintu kebahagiaan bagi ruang kekayaan jiwa manusia.
Kebahagiaan hidup bisa diperoleh dari keberanian kita melakukan perubahan-perubahan untuk memperbaiki keadaan yang carut marut. Semisal, ketika sebuah keluarga selalu berkutat pada persoalan finansial mereka harus berani melakukan perubahan dengan mencari sumber penghasilan baru. Atau, jika sebuah keluarga selalu tidak rukun karena rumah tangga yang berantakan, mereka harus berani melakukan perubahan. Kebahagiaan sesungguhnya bisa diperoleh dari keberanian membuka pintu kebahagiaan. Kejadian buruk terhadap kehidupan pribadi dan keluarga bukanlah sesuatu yang tidak dapat ditanggulangi, persoalannya hanyalah apakah keluarga dan pribadi didalamnya berani memberikan ruang jiwa bagi masing-masing batin untuk membuka pintu hati mereka. Jika mereka bersedia membuka pintu hati tersebut, maka ruang kebahagiaan akan membuka dirinya dan kelegaan bisa tercapai.
Hari ini kita ingin merenungi sejauh mana pintu kebahagiaan telah terbuka bagi kehidupan keluarga kita, apakah kita bahagia, anak-anak bahagia, suami atau isteri bahagia. Jika kita menginginkan kehidupan yang berarti dengan liputan kasih sayang, ikutilah naluri dan kata hati, maka alam semesta dan sang pencipta akan memberikan pengaruhnya dan membantu mencapai harapan kita. Yakinilah bahwa sesuatu yang buruk bisa diperbaiki dan menjadi indah pada waktunya.

No comments: