Di Bangladesh Ada Muhammad Yunus yang mendapatkan Nobel karena mengentaskan rakyat miskin dengan kredit yang mudah diakses. Di Pontianak, ada juga “Muhammad Yunus dari Bumi Dayak. Dialah Anselmus Robertus Mecer, bapak pejuang Credit Union dan “pelaku sejarah hidup” kemajuan perekonomian rakyat Kalbar. Demikian lansiran koran Jawa Pos edisi Juni 2008.Anselmus Mecer, yang lebih gaul disebut AR. Mecer pada awal kariernya adalah seorang dosen FKIP di Universitas Tanjungpura Pontianak. Ia salah satu putra terbaik Dayak kelahiran Menyumbung, Ketapang 27 Maret 1944. Pernah mengenyam pendidikan di IKIP Bandung jurusan Matematika tahun 1978. Dan pernah menjadi anggota MPR dari utusan golongan minoritas Dayak.Kecintaannya terhadap orang Dayak dan perjuangannya untuk mengubah masa depan Dayak tidak diragukan lagi.
Melalui perjuangan panjang dan ulet lebih dari 20 tahun, Mecer dan kawan-kawan berhasil mengembangkan Credit Union Pancur Kasih (CUPK). Bahkan dibawah kepemimpinannya di BK3D (Badan Koordinasi Koperasi Kredit Daerah), AR. Mecer bersama rekan-rekan tercatat telah membantu pertumbuhan 51 CU yang bernaung dibawah mereka untuk bertumbuh dan berkembang melalui program pengawasan dan pelatihan.Ketika orang bicara CU, pikiran mereka setidaknya terlintas pada sosok yang satu ini. Itulah daya magis seorang AR. Mecer.
Daya magis yang diciptakan melalui sebuah perubahan yang konsisten, melalui perjuangan tanpa henti dan melalui karya nyata. CU telah membantu ratusan ribu keluarga di Kalimantan. Tercatat didata BK3D anggotanya telah mencapai 404.004 orang (koran Jawa Pos, juni 2008). Bahkan aset yang tercipta mencapai 2,2 triliun.Kalau mau belajar mengenai konsep perubahan diri dalam ekonomi, salah satunya kita perlu memegang prinsip yang disebutkan oleh pak AR.Mecer; “kalau sudah berfikir miskin pasti akan miskin”. Tentu saja sebuah unkapan sarat makna dari gurunya ekonom rakyat Dayak.
No comments:
Post a Comment