02 January 2008

MENAPAK 2008 DARI PUNCAK KALIOERANG


Hari ini (31 des 2007 red), aku liburan akhir tahun di Kaliurang –sebuah daerah wisata pegunungan- Jogjakarta. Aku sengaja pergi dari pusat kota untuk menghindari hiruk pikuk keramaian diakhir tahun. Misiku adalah untuk merefleksikan perjalanan tahun 2007 ini dan merencanakan langkah apa yang akan aku tempuh ditahun 2008.

Kaliurang seperti biasanya tetap dingin, berkabut, apalagi desember adalah musim hujan tentu saja suhu kali ini sangat menyengat dengan tingkat suhu yang mungkin hanya 15 derajad. Tidak terlalu ramai ketika sore saya dan rekan saya pergi kedaerah wisata ini. Perjalanan kami diiringi dengan hujan gerimis, maklum kalau sore hari Jogja selalu ketiban rahmat hujan.

Kami memutar mengelilingi beberapa ruas jalan dengan sepeda motor, sambil tentu saja melirik hotel atau penginapan atau bahkan villa mana yang cocok, yang murah, enak untuk ditempati. Rata-rata hotel dan penginapan mengalami kenaikan sewa kamar sebesar 150%. Dan nasib kamipun harus rela merogoh kocek dengan kenaikan harga yang demikian. Ya, apa boleh baut tidak masalah untuk kali ini karena aku memang ingin ada sesuatu yang cukup berbeda dipergantian tahun ini.

Ketika dapat hotel, tarif kamarnya cukup mencengangkan padahal bukanlah hotel berbintang, saya harus membayar sebesar Rp 125.000 belun dengan makan dan snack. Fasilitas seadanya saja. Yah… untuk ukuran anak muda seperti saya yang mampu tidur diatas tikar tana kasur saja sudah cukup, dengan fasilitas kamar yang seadanya tadi sudah cukup baik. Saya juga nggak muluk-muluk mencari tempat yang wah, toh rasanya sama hanya kelas saja yang berbeda dan sayapun tidak ingin terlalu membuang uang hanya untuk sesuatu yang tidak perlu.

Sekitar jam 7 malam terdengar suara mercon meroket keatas sebuah cahaya api putih merah hijau dan pecah seperti pecahan gumpalan api menjadi terlihat sangat indah. Ternyata dari hotel berlantai 2 disamping saya menginap orang sudah mulai bermain dengan perayaan pergantian tahun ini. Terlalu cepat pikir saya, tetapi itulah keinginan orang tidak pernah sama.

Saya kembali kekamar, menghidupkan laptop dan mendengar lagu, sambil berbincang dengan rekan saya, saya sempatkan untuk membaca buku yang barusan selesai cetak –buku ke9 saya-. Perjalanan kali ini saya membawa buku sekitar 5 buah untuk menemani pergantian tahun. Buku bagi saya adalah sahabat yang mencerahkan, menghibur dan menginspirasikan.

Daerah tempat saya menginap cukup asik, penginapan berupa villa mini yang dihuni langsung oleh sebuah keluarga pemilik. Saya belum sempat kenalan dengan sipemilik, namun saya tahu mereka cukup ramah.

Makan Malam

Sekitar jam 8 PM waktu Indonesia timur, perut saya mulai keroncongan, terasa lapar dan haus. Saya sepertinya harus segera mengisi kantong tengah ini, tapi terlanjur didepan komputer saya harus menyelesaikan misi dulu mengetik cerita ini untuk nantinya saya sharingkan kepada sohib-sohib pengunjung blog yang setia.

Well, aku dan temanku keluar cari tempat makan. Diluar ramai sekali, manusia berduyun-duyun meramaikan jalan raya. Terlihat pasangan muda bercengkrama dengan penuh mesranya, keluarga juga terlihat banyak yang berlibur ditempat ini. Sementara polisi terus sibuk mengatur jalannya lalu lintas dan keramaian, disisi lain bunyi mercon dan kembang api terus menghiasi aroma pergantian tahun. Boleh dibilang ini sebagai preview awal sebelum benar-benar tepat pukul 00.00 pergantian tahun.

Kamipun terus mutar mecari tempat makan yang cukup sepi, akhirnya disimpang lima tepatnya didepan taman kaliurang kami berhenti disitu dan memuaskan dahaga dengan makan ala wong jogja. Dasar emang semua harga sedang naik, jadi harga makanan juga naik 100%. Ah, lagi-lagi pikirku penjual mengambil momen kesempatan dalam kesempitan.

Aku dan temanku mendokumentasikan peristiwa makan malam pergantian tahun itu dengan sekali jebret kamera digital. Dibelakang kami tampak dua pasang sejoli sedang memadu kasih dengan makan nasi goreng sambil suap-suapan. Mantap banget pikirku. Seandainya aku bisa bawa pasangan mungkin sangat mesra juga, tapi itulah selain aku sedang free, aku juga nggak mau acaraku diganggu oleh pikiran negatif ala anak muda. Misiku tetap pada perencanaan awal.

Sehabis makan kami keluar dan melihat sekeliling. Gerombolan manusia semakin ramai, para pengendara maupun pejalan kaki tampak bersuka ria dengan kepedean merek masing-masing. Ada yang sekedar tertawa-tertiwi. Ngobrol, berdiam diri, sedang makan, sedang jebrat jebret yang tentulah lebih dominan karena merasa mereka harus mendokumentasikan perjalanan mereka. Saya tidak tahu apa yang ada dibenak mereka oada pergantian tahun ini, apakah mereka berpikir ini moment yang baik untuk melangkah hidup dengan penuh tujuan dan keyakinan ataukah hanya sekedar lewat begitu saja. Dan bagiku itu tidak terlalu penting, selain karena mereka nggak peduli dengan apa yang aku pikirkan, aku juga tidak perlu pusing dengan apa yang aku pikirkan tentang mereka. Hidup memang demikian, terkadang kita tidak perlu peduli dengan apa yang terjadi disekeliling.

Karena melihat situasi yang cukup asik dari para penghuni tanah kaliurang ini, kami pun turun dari motor dan mulai beraksi didepan kamera. Jebret, jebret, jebret… menghasilkan beberapa picture yang cukup asik, diantaranya berlatar keramaian tadi. Sudahlah pikirku. Kami melanjutkan perjalanan dan kembali kepenginapan untuk menikmati kesendirian, kembali kealam pikiran kami masing-masing.

Sampai dipenginapan saya kembali menfhidupkan laptop, mengetik beberapa cerita ini sambil mendengarkan lagu. Saya pergi keluar kamar dengan menenteng “pacar” saya ini. Saya berusaha untuk tetap produktif menulis dari mana dan dalam situasi yang bagaimanapun. Menulis bagi saya sebagai sebuah hobby yang sulit ditinggalkan setidanya hingga saat ini.

Ditelinga saya semakin marak dan memekakkan bunyi-bunyian mercon dan kembang api dari luar tempat kami menginap. Sungguh orang tidak mencoba untuk membaca pemikiran orang lain yang ingin menyepi, namun itulah keadaannya, malam pergantian tahun memang untuk sesuatu yang ramai dan menggembirakan. Luar biasa.

Dimalam Pergantian Tahun

Aku dan temanku keluar kamar, melihat sekeliling dan apa yang selama ini terjadi dipergantian tahun memang berulang kembali. Didekat penginapan kami, disebuah hotel, ada sekelompok anak muda memotori bunyi-bunyian mercon dan pesta kembang api. Karena melihat keasikan yang ada dengan ramainya manusia, kamipun bergabung kesitu setidaknya dari jarak yang cukup dekat kami menonton langsung bagaimana mereka membuat mercon dan kembang api itu bergema dan terbang menjadi pecahan api yang sangat indah.

Aku mengambil kamera digital dari sakuku dan jebrat jebret lagi, kemudian aku rekam beberapa kejadian cantik seputar kembang api yang memang terlihat sangat indah itu. Sampai sekarang pun momen itu masih tersimpan dengan baik dalam folder dikompurterku.

Beruntung pas malam pergantian tahun, langit jogja cerah tanpa rintik hujan sedikitpun, ini berarti semua mahluk terutama manusia didaerah wisata Kaliurang bisa larut dalam sebuah kegembiraan pergantian tahun tanpa terganggu oleh kondisi alam.

Beberapa SMS –short message service- masuk kedalam inbox HP saya, tentu saja isinya adalah ucapan Selamat Tahun Baru, saya berterima kasih sekali kepada orang-orang yang masih respek dengan saya yang tanpa saya kirim message terlebih dahulu namun telah dengan sedianya memberi saya ucapan selamat. Ini luar biasa, inbox HP full dan saya harus menghapus beberapa diantaranya.

Masih dalam suasana pergantian tahun diluar kamar penginapan. Saya dan teman saya mencoba bergabung dengan keramaian orang-orang. Pergantian tahun memang untuk semua manusia, entah dia orang kaya maupun orang miskin, masyarakat berdarah biru ataupun proletar arus bawah terlarut dalam satu momen “Menyambut Tahun Baru”. Sungguh sebuah momen perekat semua orang.

Suasana riuh dan cerahnya kembang api dilangit-langit Kalioerang masih terus terjadi, saya dan teman saya Juga larut dalam upacara kegembiraan tersebut hingga sekitar jam 01.00.

Saya dan teman saya kembali penginapan, mereview ulang beberapa gambar dan rekaman, melihat bagaimana seru dan indahnya kejadian diluar tadi, betapa ramainya, sungguh ini mengasikkan dan pantaslah kalau orang bilang pergantian tahun bisa memabukkan.

Setelah itu saya mengajak teman saya berdoa, sebelum berdoa saya sempat bergurau terhadap Tuhan “kira-kira Tuhan akan mendengarkan doa siapa ya malam ini, ada milaran doa manusia pada saat dan waktu yang bersamaan”. Mungkin Tuhan bingung, mau mengabulkan doa yang mana, semua pastilah harapan dan permohonan yang baik-baik dari manusia baik-baik”. Demikian celetukku. Temanku tertawa dan juga berucap “iya ya, apakah Tuhan menyediakan inbox berupa doa centre?”. Hahaha… seandainya Tuhan adalah manusia mungkin memang harus menyediakan sebuah box khusus dengan space tak terbatas untuk menampung doa-doa manusia, shingga kemudian memilah-milahnya dan mengabulkan doa-doa manusia. Tapi itulah sebuah kuasa sang pencipta, Dia tidak membutuhkan itu semua, karena apa yang dipikirkan manusia Tuhan telah menyediakannya bagi mereka.

Laptop masih tetap hidup dan kamipun berdoa, aku tidak meminta kepada Tuhan, yang aku mohonkan adalah bimbingan dan berkat untuk semua rencaaku. Aku tidak meminta Tuhan menurunkan wahyunya kepadaku dan memberikan begitu saja, namun aku memiliki harapan besar untuk disertai Tuhan dan bimbingan petunjuk untuk semua rencanaku itu. Sebuah doa yang cukup bagiku karena walaupun kita adalah manusia, bukan berarti kita lemah dan selalu menjadi peminta. -Semoga masuk akal anda-

Setelah berdoa saya buka program microsoft word dan winamp, mengetik ulang rencana-rencana saya sambil tentu saja mendengarkan musik. Amin…

Tentu saja SMS ke inbox HP masih terus berlanjut dan saking sibuknya operator seluler, setiap pengiriman ulang SMS selalu gagal karena kelebihan muatan. Mungkin kalau bisa dilihat bagaimana sms itu beterbangan, dia akan saling bertabrakan dilangit, dan mungkin ada yang tersangkut dipohon atau atap rumah. Hehehe…

Harapan Baru

Rasanya saya diberi harapan baru untuk menapaki tahun 2008 dengan lebih antusias, bersemangat dan pantang menyerah. Saya jadi teringat akan cerita rekan saya dimilis bahwa pergantian tahun memberi kita kelegaan untuk kembali melihat rencana-rencana kita sebelumnya dan memperbaikinya jika tidak berhasil. Aku merasa bersyukur tahun 2007 memberiku banyak perubahan dan perkembangan, walaupun itu tidak signifikan, namun sudah jauh lebih baik dari tahun sebelumnya.

Sebagai anak desa yang berusaha melakukan perubahan untuk kehidupan yang lebih baik, aku terus berjuang mencari celah kehidupan dengan segala tantangannya. Bagiku pergantian tahun tidak sekedar bangun pagi, melihat mentari muncul lagi dan merayakannya. Lebih dari itu, pergantian tahun memberikan semangat baru untuk melangkah lebih dahsyat, lebih fokus dan lebih mantap. Kali inipun misi itu tetap menjadi bahan pemikiran saya dan menjadi pendorong kuat untuk berkarya lebih mantap kedepan.

Tepat sekitar pukul 02.30 aku dan temanku terbaring kecapean karena sepanjang malam tadi kami mengikuti prosesi pergantian tahun ini. Dalam tidur ternyata tidak juga membuat aku merasa nyaman dan tidur nyenyak karena ada mimpi aneh yang cukup mengganggu. Rasanya ada semacam energi negatif yang coba mengganggu tidurku. Aku memang tidak terlalu memedulikan hal itu, mungkin ada sesuatu energi negatif yang coba masuk, namun karena aku tidaklah memedulikannya, akhirnya energi itu pergi.

Anda mungkin tidak percaya, namun terkadang aku merasakan hal ini mengganggu awal tidurku. Bukan hanya kali ini energi sejenis mencoba mengganggu. Tadi sebelum aku benar-benar tidur, aku terbangun sebanyak empat kali karena kedatangan energi ini. Barulah sekitar 30 menit dari waktu aku berbaring aku bisa tidur dengan nyenyak.

Tepat pukul 06.00 aku terbangun dari tidur. Suasana penginapan damai, disertai kicauan burung tekukur namun demikian tetap semangat tahun baru dengan dentuman mercon masih terdengar membahana. Aku tadinya sempat malas untuk segera bangun dari tempat tidur tetapi karena aku mencoba untuk mengalahkan rasa malas, akhirnya aku bangun juga. Temanku masih bergulung dengan bantal dan selimutnya. Wah nyenyak sekali dia pikirku.
Aku keluar kamar, melihat sekeliling. Masih sepi. Orang-orang memang mulai terlihat beraktifitas namun tidaklah banyak, diantara mereka ada yang membersihkan halaman, menyapu rumah dan sekedar jalan-jalan. Sementara diselingan waktu aku mencoba buka laptop dan menghidupkannya. Waduh… low battere. Terpaksa aku harus permisi kepemilik penginapan untuk mencarger laptop supaya bisa digunakan kembali.
Aku pergi menemui pemilik penginapan, permisi dan akhirnya laptopku bisa di on kan lagi. Asik pikirku.
Beberapa saat kemudian aku melihat keluar kamar dan menilik kearah matahari. Langit Jogja pagi ini cerah, tiada kabut apalagi gerimis hujan. Aku dan rekanku pergi menunggang sepeda motor dan mengarahkan perjalanan kami ke Gardu pandang Merapi. Terlihat orang-orang sudah ramai berada disana. Ada yang sekedar jalan-jalan. Ada keluarga yang terdiri dari ayah ibu dan dua anaknya. Ada pasangan, dan bahkan ada yeng menginap menggunakan tenda. Hebat juga pikirku, mereka menginap dialam terbuka menggunakan tenda, mereka bisa berhemat. Salut deh.
Lingkungan digardu pandang merapi memang asik, daerah itu dirancang khsus untuk jadi objek wisata bagi pengunjung yang ingin melihat gunung merapi. Saya dan teman saya melangkah dengan gontai, mengasikkan diri dengan suasana pagi. Saya mengeluarkan kamera pocket digital dari saku dan jebrat jebret dengan aksi ala anak muda zaman ini. Beberapa objek termasuk gunung merapi yang sedang mengeluarkan asap juga menjadi sesuatu yang indah dan asik. Akupun tidak mau ketinggalan menggunakan kesempatan itu untuk mencuri objek cantik dari para gadis pengunjung tempat itu. –harap maklum, sebagai seorang jombloan saya harus cukup puas dengan menikmati keindahan wanita hanya dengan melihatnya saja-.
Aku dan temanku melanjutkan perjalanan kebagian atas daerah kaliurang. Motor kami parkirkan ditempat parkir wisata tadi. Kami jalan kaki, bergabung dengan beberapa orang lain yang juga bergontai ria menikmati suasana pagi dikaliurang. Alangkah asiknya mentari pagi dan suasana pergantian tahun disini pikirku. Aku melihat beberapa rombongan juga keluar dari peraduan mereka, berjalan dengan amat senangnya dan menikmati suasana pagi itu. Diseberang jalan sambil terus melangkah aku melihat seorang gadis berjalan sendirian, menikmati musik dan sepertinya sangat enjoy dengan kesendiriannya. Terlihat cukup cantik, namun dia tidak melirik kearah aku dan temanku bahkan kebeberapa orang lain yang lewat juga tidak diliriknya. “Mantap juga cewek itu” celetukku ala bahasa Kalimantan kepada temanku. Oh iya, aku lupa cerita, tadi aku sembat ambil gambarnya secara diam-diam, maklum paparazi amatiran. Hasilnya cukup oke.
Setelah letih dengan berkeliling jalan kaki dipendakian beraspal sepanjang jalan, aku dan temanku kembali keparkiran dan kembali kepenginapan. Cukup untuk pagi ini pikirku.
Istirahat dipenginapan sekitar satu setengah jam semejak berputar ria tadi, aku dan temanku kemudian berangkat pulang menuruni peraduan menuju Jogja. Tentu saja saya harus keloket penjaga dulu untuk membayar tagihan karena kami menginap disitu. Setelah membayar dan berbasa basi sedikit barulah kami tancap gas benar-benar menuruni kawasan wisata Kalioerang. Syukur… Amin… aku bisa menikmati pergantian tahun di 2007 ini dengan suasana yang berbeda. Itu semua adalah berkat karyaku selama ini. Penulis dengan beberapa karya buku termasuk kategori laris. Bisnis minuman tradisional. Dan beberapa bisnis sampingan yang terkadang memberiku bonus.
Aku berharap tahun 2008 ini aku bisa meraih semua hal yang aku inginkan. Merealisasikan rencana yang telah aku tulis dan berhasil. Aku ingin tahun ini kembali menikmati pergantian tahun dengan suasana yang berbeda ditempat yang berbeda tentulah dengan tujuan-tujuan yang lebih baik lagi. Semoga!!!

Nistains Odop, Kawasan Wisata Kaliurang, Jogjakarta 01-01-2008

No comments: