Bukannya saya “sok ngajari” para pelaku pemasaran jaringan, tetapi memang dalam bisnis ini ada perangkap-perangkap yang biasanya muncul karena keteledoran para pebisnis itu sendiri. Terkadang seorang member terlena karena pertumbuhan bisnis dengan perkembangan super eksponensial, mereka membiarkan kejadian yang mengarah ke kehancuran bisnisnya terjadi. Ini karena keranjang yang mereka bawa tidak cukup kuat bahannya sehingga keranjang itu pada suatu momen jatuh berantakan. Biasanya karena ketidaktahuan alias pengalaman yang kurang dalam membaca tanda-tanda perangkap kehancuran itu yang menjadi penyebab utamanya. Keranjangnya tidak cukup kuat menahan gejolak masuknya telur-telur baru, akibat daya pikul yang rendah keranjang tersebut lepas dari gengaman dan berakibat fatal. Berikut beberapa hal yang biasanya menjadi perangkap kemunduran organisasi jaringan.
1. Penerapan duplikasi yang salah
Kalau Anda menduplikat kunci rumah keliru, maka Anda tidak bisa membuka pintunya. Sama halnya dengan mengembangkan bisnis jaringan, usaha ini adalah usaha memanajemen manusia, penerapan sistem usaha yang keliru dan melenceng jauh akan menimbulkan kekacauan dalam pengoperasian bisnis. Akibatnya Anda gagal, usaha tidak menghasilkan apa-apa. Penting sekali Anda memiliki stardarisasi dan duplikasi sistem yang benar untuk membuat bisnis berjalan sesuai harapan. Makanya dalam bisnis pemasaran jaringan ada pelatihan dan training dalam pengoperasian usaha. Semua itu untuk merupakan langkah bijaksana berdasarkan pengalaman nyata agar tidak terjadi distorsi yang melenceng jauh pada pelaksanaan pengembangan jaringan.
2. Manajement tim jaringan yang kacau
Ada kasus kegagalan tim yang rontok dalam proses sebelum tim tersebut meraih hasil apa-apa. Ini semua berawal dari kekacauan membangun sebuah tim pemasar yang solid yang karena kekacauan tim manajemenya. Dampak bagi pertumbuhan jaringan adalah iklim organisasi jaringan yang tidak sehat. Akibatnya, terjadi tumpang tindih tanggungjawab yang menimbulkan miss communication diantar para pemimpin. Tidak ada kesamaan visi dari puncak yang mampu membuat bisnis berjalan sesuai perencanaan.
3. Produk yang tidak berkualitas
Banyak perusahaan pemasaran jaringan yang menawarkan prouk-prosuk tidak berkualitas, kelebihan mereka hanya pada keampuhan marketing plan karena menawarkan bonus-bonus yang besar dengan cara kerja yang sederhana dan menarik. Mereka membiarkan produk berada diurutan kesekian yang penting pertumbuhan bisnis dan bonus bagi member mendapatkan perhatian khusus. Akibatnya perusahaan seperti ini tidak akan bertahan lama dan gulung tikar. Kadang kala perusahaan tutup karena memang pertumbuhan member tidak menjanjikan lagi tetapi terkadang juga ada perusahaan yang dirancang untuk ditutup ketika perusahaan berada pada titik yang sangat menguntungkan. Mungkin Anda tidak percaya tetapi yakinilah hal itu pernah terjadi, saya pernah menjumpainya dilapangan.
4. Leader suka poligami
Dihalaman lain buku ini saya mengulas tentang tipe-tipe distributor, ini merupakan kelanjutan bahasan dari buku saya yang pertama yang berjudul Multi Level Marketing Plus Ansi offset 2005. Perlu diketahui oleh para member yang masih awam mengenai bisnis jaringan, para pelaku MLM punya sebutan “Pemain Multi Level” yang mereka maksudkan adalah orang-orang yang terlibat di MLM dengan banyak perusahaan bahkan lebih dari tiga perusahaan. Mereka menyebut diri sebagai leader, namun prinsip bisnis mereka adalah poligami. Mereka tidak setia dengan satu perusahaan walaupun perusahaan bersangkutan memberikan peluang yang sangat bagus, prinsip mereka adalah memiliki banyak keranjang MLM akan lebih baik.
No comments:
Post a Comment