29 May 2007

Pengaruh Credit Union Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat

Situasi yang kini kita alami memang menggelisahkan, rasanya siapapun tak akan tenang hati menyaksikan sekitar 38 juta penduduk Indonesia masih bergulat dalam kemiskinan terstruktur. Orang miskin yang aktif bekerja dalam terminologi World Bank disebut economically active poor atau pengusaha mikro. Keberadaan usaha kecil, merupakan fakta semangat jiwa kewirausahaan sejati di kalangan rakyat yang bisa menjadi perintis pembaharuan. Menyadari realitas ini dengan memfokuskan pengembangan ekonomi rakyat terutama pada usaha kecil merupakan hal yang sangat strategis untuk mewujudkan broad based development atau development through equity.
Masalah Permodalan
Masyarakat kecil sangat sulit untuk memperoleh akses kelembaga keuangan dan lembaga pemberi kredit seperti bank. Persentase kesulitan ini dinilai faktor yang paling krusial dari faktor-faktor lain. Mereka ini (rakyat kecil) nyaris tidak tersentuh dan tidak dianggap memiliki potensi dana oleh lembaga keuangan formal. Lembaga keuangan seperti bank beranggapan bahwa kemampuan mengembalikan pinjaman rendah, kebiasaan menabung juga sudah pasti rendah. Kemudian kemampuan skill sumber daya manusia dalam hal pengelolaan uang juga dinilai rendah. Akibat asumsi tersebut, maka aksesibilitas rakyat kecil miskin terhadap sumber keuangan formal terhambat.

Peran Besar Koperasi Kredit
Salah satu cara untuk memecahkan persoalan yang pelik seperti itu adalah dari pembiayaan swadaya keuangan melalui sebuah lembaga kemasyarakatan dan koperasi kredit. Istilah Banking of the poor sebagai tempat untuk transaksi keuangan dan dukungan modal menjadi satu solusi yang tepat bagi pemberdayaan ekonomi rakyat kecil ini. Bentuk ini mendasarkan diri pada saving led microfinance, dimana mobilisasi keuangan mendasarkan diri dari kemampuan yang dimiliki oleh masyarakat kecil itu sendiri. Bentuk-bentuk yang telah terlembaga di masyarakat antara lain: Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM), Kelompok Usaha Bersama, Credit Union (CU), Koperasi Simpan Pinjam (KSP).
Pengaruh keberadaan lembaga keuangan seperti Credit Union sangat besar karena langsung menyentuh rakyat lapisan bawah. Ini bisa menjadi semacam senjata ampuh untuk mengangkat rakyat kecil dari faktor ekonomi yang lemah dan permodalan. Sejauh yang kita tahu, pengaruh CU sendiri telah membantu pemberdayaan masyarakat dan menarik mereka kedalam tatanan tingkat kehidupan ekonomi sosial yang jauh lebih baik.
Gerakan CUPK
Cikal bakal kesuksesan Credit Union (CU) di Kalimantan hingga sekarang tidak terlepas dari keberadaan Credit Union Pancur Kasih (1981). Dan embrio CUPK sendiri adalah buah pemikiran orang-orang yang konsen terlibat didalamnya untuk maju secara ekonomi dan pemberdayaan masyarakat (Kalimantan Review No 13/th XVI/Feb 2007). Sekarang, kekuatan Credit Union di Kalimantan sendiri sudah menjadi sebuah kekuatan ekonomi kerakyatan yang tumbuh dan berkembang dari tahun ketahun dan menjadi sebuah kekuatan ekonomi yang mampu menggerakkan arus uang dalam jumlah yang cukup besar, hingga menjadi prototive CU-CU diseluruh Kalimantan, yang sekarang sudah mulai merambah Sumatra, Jawa, Papua dan hampir seluruh Indonesia.
Masyarakat dipedalaman Kalimantan sudah mulai bisa bernafas lega dan melirik kehidupan yang lebih baik dengan harapan pada peningkatan tarap hidup dalam mimpi kesejahteraan. Peningkatan ekonomi keluarga dan pendidikan kecerdasan finansial yang dipelajari dari sekolah Credit Union banyak berpengaruh terhadap bidang-bidang lain kehidupan masyarakat. Membaca kemajuan yang telah dicapai oleh CU hingga sekarang, kita melihat akan adanya titik terang yang terus akan bersinar ditahun-tahun yang akan datang.

Nistains Odop, Penulis buku, Pemerhati CU di Kalbar, Tinggal di Jogjakarta.

No comments: