05 October 2007

Kelenturan Dalam Perubahan


Perubahan memerlukan kelenturan, sesuatu yang kaku mudah sekali patah.
Untuk berubah kita memerlukan kelenturan dan memerlukan penyesuaian, sesuatu yang kaku akan mudah sekali patah. Saya teringat akan sebuah pesan singkat dari sahabat terdekat saya yang berbunyi begini “Rahasia ketahanan bambu terhadap angin terletak pada sikapnya. Ketika ada badai pohon-pohon berdiri tegak, kaku dan menentang angin namun akhirnya patah. Pohon berbeda dengan bambu yang menerima angin, bambu mengalami kelenturan dan akhirnya berdiri kembali setelah badai berlalu. Bambu bukannya menyerah, namun bertahan dengan semua kekuatan dan kelenturannya hingga akhirnya bambu itu berdiri seperti sediakala.
Saya seperti disentil oleh sebuah kebijaksanaan yang dimiliki oleh kekuatan dan kelenturan bambu tersebut. Pesan ini bermakna menuntut kita berubah, dan hal itu tentu saja ditujukan kepada saya supaya bisa menyesuaikan diri dalam setiap terpaan angin. Saya berterima kasih karena pesan tersebut memberikan ruang jiwa bagi saya untuk berrefleksi diri, memperbaiki kebiasaan dan sifat yang kaku dan tidak lentur dimasa lalu. Memperbaiki segala kekurangan dan menjadi lebih baik dalam perubahan.
Saya pikir kita perlu mempelajari kehidupan alam dan seperti sifat bambu tersebut, kita juga harus bisa menyesuaikan diri dalam perkembangan zaman dimasa kini agar memiliki kehidupan yang seimbang baik dalam kesejahteraan, kebahagiaan maupun spiritualitas. Hari ini saya ingin mengajak pembaca sekalian mempelajari sesuatu yang tidak kaku yang mampu memberikan kekuatan dan ketahanan dalam hidup kita. Persoalan dan terpaan hidup membawa sebuah angin perubahan yang terkadang tidak terhindarkan, namun kemampuan kita menyikapinya dengan kelenturan adalah jalan keluar yang terbaik dalam perubahan.


1 comment:

Nistain Odop said...

Pesan singkat tersebut dari seorang mahasiswi Filsafat UGM. Thanks buat kamu ya. Saya belajar sesuatu yang sangat bernilai.